A.
Pengertian Puisi Kontemporer
Puisi Kontemporer adalah
bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri.
Misalnya saja Sutardji mulai tidak
mempercayaik Kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada Eksistensi
bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai dengan kekuatan
garis dalam menciptakan puisi. Puisi kontemporer memang cenderung
berbentuk aneh dan ganjil. Di samping Sutardji dan Danarto, juga Sapardi Djoko
Damono, penyair lain mencanangkan bentuk puisi ganjil adalah : Ibrahim Sattah,
Hamid Jabar, Husni Jamaluddin, Noorca Marendra, dan sebagainya.
Lebih
jauh boleh dikatakan bahwa puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang
kurang memperhatikan santun bahasa,memakai kata-kata makian kasar,ejekan,dan
lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi,gaya bahasa,
irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
Adapun tokonya adalah Sutardji Calzoum
Bachri dijuluki "Presiden penyair" oleh rekan-rekannya. Julukan ini
kemudian melembaga dan memang seperti tidak terbantahkan. Ini disebabkan
pencapaian Sutardji mengolah bahasa sebagai bahan pengucapan sajaksajaknya.
Sutardji membebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggu, seperti
kamus dan tatanan gramatika konvensional. Lihat saja puisi-puisi karyanya,
seperti O, Amuk, Kapak (1981) yang betul-betul sajak yang energik. Adapun karya
sastra lainnya adalah Hujan Menulis Ayam (cerpen 2001).
Ciri-ciri puisi
kontemporer:
1.
Unsur bunyi Dengan
menggunakan rima dan repetisi
2.
Tipografi Susunan
baris atau bait puisi serta cara penulisan huruf
3.
Enjabemen Pemotongan
kalimat atau frasa pada akhir baris dan potongan lainnyadiletakkan kembali pada
baris berikutnya
4.
Parodi atau unsur
kelakar
Unsur-unsur yang menonjol dalam puisi
kontemporer :
a. Unsur
bunyi
Dengan menggunakan rima dan
repetisi
b. Tipografi
Susunan baris atau bait puisi
serta cara penulisan huruf
c. Enjabemen
Pemotongan kalimat atau frasa pada
akhir baris dan potongan lainnya diletakkan kembali pada baris berikutnya
d. Parodi
atau unsur kelakar
B. Pembagian puisi Kontemporer
Puisi kontemporer
terbagi atas 3 jenis, yaitu :
a. Puisi Mantra
Puisi yang
menggunakan bentuk mantra
Contoh:
Hai Tok Mambang Putih, Tok Mambang
Hitam, Yang diam di hutan dan matahari, Melimpahkan sekalian alam asalnya
pawing, Menyampaikan sekalian hajatku, Melakukan kehendakku, Assalamualaikum !
b. Puisi Mbeling
Puisi yang bersifat kelakar, berisi kritik sosial, dan ejekan terhadap sikap
penyair yang serius dalam menghadapi puisi.
Contoh:
SEBUAH
PERINTAH
Serbuuu…………………..
Serbuuu…………………..
Kota
ini Dengan batu Sampai jadi debu
Binasakan
Semua Kecuali Mertuaku Yang dungu Dan lucu
(Hardo Waluyo)
c. Puisi Konkret
Puisi yang mementingkan bentuk gradfif
dan bentuknya mirip gambar.
Contoh:
SEPISAUPI
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi
1973
Tidak ada komentar:
Posting Komentar